Kelompok Remaja Gedugan Bahas 5 Kiat Sukses Menjadi Pengusaha dengan Sistem Mudharabah

 


Kelompok Remaja Gedugan Bahas 5 Kiat Sukses Menjadi Pengusaha dengan Sistem Mudharabah

Punya keahlian mumpuni, ide bisnis cemerlang, dan semangat kerja membara, tapi terhalang satu hal: Modal.
Ini adalah dilema klasik yang dihadapi sebagian besar calon pengusaha. Banyak yang akhirnya terjerumus mengambil pinjaman berbunga (riba) yang justru mencekik. Padahal, Islam melalui fiqih muamalah menawarkan sebuah solusi win-win solution yang adil dan penuh berkah: akad Mudharabah.


Mudharabah (dikenal juga sebagai Qiradh dalam terminologi Imam Syafi'i) adalah akad kerja sama di mana satu pihak menyediakan 100% modal (disebut Shahibul Maal), dan pihak lain menyediakan 100% keahlian dan tenaga (disebut Mudharib atau pengelola).
Bagi Anda yang ingin sukses menjadi pengusaha (Mudharib), ini bukan sekadar soal cuan. Sukses dalam Mudharabah berarti sukses menjaga amanah dan meraih berkah. Berikut adalah kiat suksesnya, dirangkum dari kaidah-kaidah fiqih yang dipegang teguh NU Online.


1. Kiat Pertama: AMANAH (Kejujuran Adalah Modal Utama Anda)

Kiat sukses paling fundamental adalah Amanah (Kejujuran). Akad Mudharabah adalah akad kepercayaan ('aqdul amanah). Investor percaya 100% kepada Anda. Jangan khianati kepercayaan itu.
Dalil Al-Qur'an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (QS. Al-Anfal: 27)

2. Kiat Kedua: TRANSPARAN (Kesepakatan Jelas di Depan)

Kiat sukses praktis adalah transparansi. "Perang" dalam bisnis seringkali terjadi di akhir karena kesepakatan yang abu-abu di awal. Mudharabah menuntut akad yang jelas (sharih).


Duduklah bersama pemodal Anda. Tentukan "aturan main" dengan jelas, terutama soal Nisbah (Bagi Hasil). Bagi hasil wajib berupa persentase (%) dari keuntungan, bukan nominal pasti.
Dalil Hadits:

"Al-Muslimuuna ‘ala syurutihim..."
"Kaum Muslimin itu terikat pada syarat-syarat (kesepakatan) yang mereka buat..." (HR. Tirmidzi)


3. Kiat Ketiga: PAHAM ATURAN RUGI (Kunci Ketenangan Anda)

Anda harus paham betul kaidah emas (aturan baku) dalam fiqih muamalah:

"Al-Wadhi’atu ‘ala al-Maal, war Ribhu ‘ala ma Ishthalaha ‘Alaih."
Artinya: "Kerugian itu dibebankan pada Modal, dan Keuntungan itu dibagikan sesuai apa yang mereka sepakati."


Artinya, jika terjadi kerugian murni (bukan karena Anda lalai atau curang), kerugian uang itu 100% DITANGGUNG OLEH PEMODAL. Kerugian Anda adalah hilangnya tenaga dan waktu Anda yang tidak dibayar.

4. Kiat Keempat: PROFESIONAL (Ihsan dalam Bekerja)

Sukses keempat adalah bekerja secara profesional (Ihsan). 

Meskipun Anda tidak digaji bulanan, dan Anda tahu risiko rugi ditanggung pemodal, jangan bekerja seenaknya. Anda adalah Mitra Profesional. Buktikan bahwa kepercayaan dan modal yang diberikan kepada Anda dikelola dengan cara terbaik.


5. Kiat Kelima (PALING KRUSIAL): Paham Tata Kelola Keuangan


Inilah "jantung" yang menghubungkan Kiat 1 (Amanah), Kiat 2 (Transparan), dan Kiat 4 (Profesional). Amanah tanpa bukti pencatatan adalah omong kosong. Profesional tanpa laporan adalah amatir.
Bagi seorang Mudharib (pengelola), tata kelola keuangan bukan sekadar "biar rapi", tapi ini adalah kewajiban syar'i untuk menjaga modal orang lain. Anda minimal harus paham 5 pilar pencatatan:

Arus Kas (Cash Flow): Ini adalah "denyut nadi" usaha. Pemodal berhak tahu setiap hari, "Uang saya dipakai apa saja? Masuk berapa? Keluar berapa?" Ini adalah bukti transparansi paling dasar.

Klik Disini untuk mengetahui Contoh Chash Flow

Jurnal Umum: Ini adalah "Buku Catatan Malaikat" versi usaha Anda. Setiap transaksi, sekecil apapun, harus dicatat. Ini adalah bukti untuk menghindari khianat (kecurangan) dan gharar (ketidakjelasan).

Klik Disini untuk mengetahui Contoh Jurnal Umum

Jurnal Penyesuaian: Ini penting untuk mencatat hal-hal non-tunai, seperti depresiasi (penyusutan nilai) aset. Misalnya, kulkas yang rusak karena usia (yang ruginya ditanggung pemodal) harus dicatat penyusutannya di sini.

Klik Disini untuk mengetahui Contoh Jurnal Penyesuaian 

Buku Besar (General Ledger): Ini adalah rekapitulasi dari jurnal umum. Di sinilah Anda memilah-milah, "Total biaya listrik berapa? Total penjualan berapa?

Klik Disini untuk mengetahui Contoh Buku Besar 

Laporan Laba Rugi: Inilah "RAPOR FINAL" Anda. Dari sinilah angka PROFIT BERSIH didapat. Angka inilah yang akan menjadi dasar Bagi Hasil (Nisbah).

Klik Disini untuk mengetahui Contoh Laporan Laba Rugi


Mengapa ini Kunci Sukses?
Dalam fiqih, jika Laporan Laba Rugi Anda salah hitung (entah sengaja atau tidak), maka pembagian hasil (Nisbah) Anda PASTI SALAH. Jika salah, bisa jadi Anda memakan hak Pemodal, atau Pemodal memakan hak Anda. Keduanya adalah kezaliman.
Laporan keuangan yang rapi dan jujur adalah perwujudan dari prinsip kitabah (pencatatan) dalam muamalah yang sangat dianjurkan untuk menjaga keadilan.

Sukses menjadi pengusaha dengan sistem Mudharabah adalah sukses menjaga lima hal: Amanah (kejujuran), Transparansi (akad jelas), Paham Fiqih (aturan rugi), Profesionalisme (kerja ihsan), dan yang paling krusial, Tata Kelola Keuangan yang rapi sebagai bukti nyata dari semua kiat tersebut.


Jika lima hal ini dipegang, insya Allah bukan hanya cuan (profit) yang didapat, tapi juga berkah yang melimpah.
Wallahu a'lam bish-shawab.

Posting Komentar untuk "Kelompok Remaja Gedugan Bahas 5 Kiat Sukses Menjadi Pengusaha dengan Sistem Mudharabah"